Harapan Koperasi Di Ujung Jawa Barat

Fintag – Masyarakat pesisir khususnya orang yang berprofesi sebagai nelayan seringkali dicap sebagai masyarakat miskin dan terbelakang. Beragam persoalan seperti rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya pengetahuan kelautan, kesulitan dalam hal permodalan hingga manajemen usaha perikanan yang kurang tertata baik melekat dalam kehidupan para nelayan tanah air. Program pemberdayaan keahlian perikanan sangat dibutuhkan bagi nelayan agar mampu mengembangkan usaha mereka. Tak hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan sehari-hari untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup serta menggantung nafas pada fasilitas penangkapan ikan yang terbatas dan kebanyakan masih tradisional, dibutuhkan solusi nyata untuk mengatasi beragam masalah yang ada.

Dibutuhkan kerjasama masyarakat nelayan agar masalah-masalah yang ada dapat teratasi hingga terwujud kesejahteraan ekonomi. Berkumpul dalam sebuah wadah bernama koperasi, potensi ekonomi perikanan kelautan pun dikekola secara gotong royong. Kesadaran untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan menjadi tujuan didirikannya beberapa koperasi nelayan di wilayah Sukabumi, Jawa Barat.

Seperti beberapa waktu lalu, Tim Marketing Fintag bersilahturahmi ke koperasi nelayan yang berada di wilayah Bayah dan wilayah Pangumbahan, Sukabumi, Jawa Barat. Kedatangan Fintag memiliki tujuan yaitu menjalin kerjasama pemenuhan kebutuhan permodalan usaha bagi para nelayan anggota koperasi, dengan menggunakan aplikasi Fintag Maritime.

Diterima secara baik oleh para pengurus koperasi nelayan, berikut profil tiga koperasi nelayan yang saat ini sedang berjalan:

  1. Koperasi Mutiara Laut

Koperasi yang berdiri sejak 2013 ini memiliki 33 anggota aktif yang terdiri dari nelayan. Koperasi ini menjalankan usaha dibidang penangkapan ikan serta pemasaran produk perikanan dan kelautan. “Komoditi terbesar dari tangkapan ikan para nelayan Desa Pangumbahan adalah ikan layur, dimana ikan yang memiliki ciri panjang dan ramping ini biasa dipasarkan ke wilayah Pelabuhan Ratu dan wilayah Muara Angke.”, ujar Bapak Amar Ketua Koperasi Mutiara Laut. Hasil dari penangkapan ikan sendiri dikelola oleh koperasi ke dalam unit usaha simpan pinjam.

Pada musim angin barat atau cuaca buruk, para nelayan Desa Pangumbahan tidak melaut. Mereka biasanya melakukan aktifitas lain yaitu bertani atau berkebun.

  1. Koperasi Laut Qidul

Koperasi yang berada di wilayah Bayah ini merupakan koperasi serba usaha. Melalui beberapa unit usaha seperti Unit Simpan Pinjam, Unit Perdagangan Umum, Unit Tenaga Kerja Bongkar Muat, Unit Pertanian dan Unit Perikanan Kelautan, koperasi yang diketuai oleh Bapak Eko Priyono ini memiliki tujuan mensejahterakan nelayan. Berdiri pada tanggal 7 Juli 2014, hingga saat ini anggota KOLAQI mencapai 120 orang dengan 90% diantaranya berprofesi sebagai nelayan dan 10% adalah masyarakat lokal.

Saat terjadi musim barat nelayan anggota Koperasi Laut Qidul diberdayakan ke unit lain seperti menjadi Tenaga Kerja Bongkar Muat. Diakui oleh Yoga Gunawan selaku Manager Unit TKBM, meski belum maksimal namun taraf hidup masyarakat nelayan saat ini lumayan meningkat.

  1. Koperasi nelayan Pantai Selatan

Hampir 2 tahun sudah Koperasi Nelayan Pantai Selatan menjalankan unit usaha perikanan dan simpan pinjam. Beranggotakan 100 orang, koperasi yang berdiri sejak 5 Februari 2016 ini memiliki ketua bernama  Bapak Agus S. Basri. Tak hanya menangkap ikan, pada saat cuaca buruk para nelayan yang tidak bisa melaut biasanya melakukan perbaikan alat tangkap. Namun tak hanya perbaikan fasilitas, para nelayan juga menjalankan usaha pertanian pangan semisal menanam jagung dan lainnya untuk menyambung hidup. Bapak agus pun mengharapkan adanya pelatihan bagi nelayan-nelayan di wilayah Koperasi Nelayan Pantai Selatan agar memiliki pengetahuan lebih baik dalam hal menangkap ikan hingga melakukan pemasaran.

Permodalan lagi-lagi menjadi kendala yang harus dihadapi oleh para nelayan dalam menjalankan aktivitas melaut. Diakui Koperasi Mutiara Laut, Koperasi Laut Qidul dan Koperasi Nelayan Pantai Selatan, permodalan menjadi salah satu masalah utama dimana modal dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan alat tangkap, pengembangan usaha hingga pemasaran.

Hadirnya Fintag Maritime yang siap bersinergi dengan koperasi nelayan di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan modal usaha sangat disyukuri oleh mereka. Dengan kerjasama yang terjalin,  harapan untuk lebih mensejahterakan ekonomi masyarakat nelayan melalui pemberian pinjaman modal usaha segera dapat terlaksana.

 

 

Share this post